Tuesday 21 June 2016

Sejarah Asal-muasal nama Desa Kolpajung

Hasil Observasi di Desa Kolpajung Kabupaten Pamekasan
Ujian Akhir Semester Sastra Madura
Sejarah Asal-muasal nama Desa Kolpajung
Perkenalkan namaku Kuswanto Ferdian, kalian bisa memanggilku Wawan. Tetapi kawan-kawanku di Desa memanggilku Phebeng. Entahlah apa maksud dari panggilan itu. Tetapi aku menerima saja dengan panggilan itu. Aku berasal dari Pulau Garam Madura. Desaku bernama ”Kolpajung”. Tepatnya di Kabupaten Pamekasan. Baguskan nama Desaku. Desa yang populer dengan julukan “Kampung Hijau”. Mendapat julukan “Kampung Hijau”, karena di Desaku sering menjuarai perlombaan “ADIPURA” yang sering di adakan satu tahun sekali di Kabupaten Pamekasan. Selain banyak pepohonan yang rindang serta daunnya yang hijau, di sepanjang jalan Desaku banyak bangunan yang di cat dengan warna hijau pula. Baik bangunan Sekolah, toko- toko, maupun bangunan rumah warga. Alasan itulah yang menjadikan Desaku mandapat julukan “Kampung Hijau”. Di Desaku Kolpajung memiliki banyak sejarah. Waktu aku dan kawan-kawanku berkunjung ke Desaku yang kecil ini, aku dan kawan-kawanku banyak sekali mendapatkan ilmu di Desa ini. Mulai dari sejarah Desa Kolpajung ini, makanan khasnya, tardisi serta wisatanya juga. Waktu pertama kali sampai di Desaku, aku dan kawan-kawanku langsung berkunjung ke sebuah pemakaman R.Ronggosukowati yaitu Raja pertama sekaligus Bupati yang pertama di Pamekasan. Pemakamannya terletak di Desa Kolpajung ini kawan. Pada saat aku dan kawan-kawanku ingin masuk ke pintu gerbang pemakaman R.Ronggosukowati, kami bertemu dengan seorang kakek yang sudah lanjut usia. Kawanku yang bernama khurin ketakutan saat pertama kali melihat kakek yang sudah lanjut usia ini. Karena penampilan kakek ini tidak seperti penampilan orang-orang biasanya. Seorang kakek ini langsung menghampiri kami dan bertanya, “ada perlu apa kalian kesini?”, aku langsung menjawabnya,” mohon maaf bapak sebelumnya, keperluan kami kesini ingin mengetahui sejarah yang ada di Desa ini pak,”. Akupun balik bertanya pada kakek ini, “kakek jurukunci di pemakaman ini?”, kakek itu menjawabnya dengan suara lirih, “iya saya juru kunci di pemakaman ini. Kebetulan sekali kami bisa bertemu dengan jurukunci pemakaman ini. Kami semua langsung berkenalan satu persatu. Berkumis putih, sedikit pendek, berambut putih, memakai ikat kepala hijau adalah ciri-ciri dari jurukunci pemakaman ini. Setelah aku dan kawan-kawanku selesai berkenalan dan memberitahu tujuan kami kesini. Kami langsung bertanya tentang asal muasal nama Desa Kolpajung dan tentang sejarah R.ronggosukowati. Bapak Mawi B.A, nama jurukunci dipemakaman ini. Beliau adalah sesepuh dari Desa Kolpajung ini dan sekaligus orang yang merawat pemakaman R.ronggosukowati lebih tepatnya dikenal dengan sebutan jurukunci. Waktu itu Kami langsung berdiskusi dengan bapak Mawi. “Kalau boleh tau pak, bagaimana sejarah asal-muasal dari nama Desa Kolpajung ini pak?”. Menurut bapak Mawi, “sejarah di Desa ini cukup unik dan bisa dibilang sebagai mitos, tetapi ini nyata dan benar-benar terjadi, boleh percaya dan boleh tidak percaya”. Setelah kami melakukan beberapa diskusi dengan bapak Mawi. Bapak mawi langsung menceritakan asal-muasal nama Desa Kolpajung ini. Bapak Mawi berkata, “Konon waktu zaman penjajahan Belanda, ada seorang tamu dari Negara Belanda yang berkunjung ke Pamekasan. Tamu dari Belanda tersebut ingin berkeliling di Pamekasan dengan jalan kaki. Pada saat tamu dari Belanda tersebut berjalan kaki ke sebuah Desa kecil yang dikelilingi pemakaman, tiba-tiba turun hujan yang sangat deras. Pada saat itu pula ada payung terbang secara ajaib entah dari mana asalnya payung itu, payung tersebut menutupi para tamu dari Belanda. Payung terbang mengikuti para tamu yang sedang berjalan kaki, sehingga para tamu tidak kehujanan. Sungguh sangat ajaib payung itu. Konon payung itu berwarna putih dan cukup lebar. Terbang diatas seiring berjalan dengan para tamu. Para tamupun terkejut melihat payung-payung yang berterbangan itu dan bertanya-tanya dari mana asal payung itu. Ternyata payung itu adalah utusan dari R.ronggosukowati. Karna beliau pada saat jadi Raja sekaligus Bupati pertama di Pamekasan, beliau adalah orang yang sangat sakti. Orang-orang terdahulu sebelum Bapak, ada yang mengatakan bahwa R.Ronggosukowati bisa terbang seperti burung. Beliau memang orang yang sangat sakti pada saat itu. Akhirnya para tamu dari Belanda itu bertanya pada salah satu Ajudan yang menemaninya berjalan kaki. “Benda apa itu yang terbang?”. Ajudan tersebut menjawabnya, “benda itu adalah payung”. Tetapi oleh warga setempat yang menyaksikan pada saat itu pula, juga berkata, ”Ajiyeh pajung se bisah ngabbher”, warga setempat berkata dengan Bahasa Madura. Dalam bahasa Indonesia artinya, “itu payung yang bias terbang”. Dari kejadian itulah warga setempat waktu itu meyebutnya dengan Desa “Kolpajung”. Nama Desa Kolpajung itu di angkat dari Bahasa Madura. “Kol” di Madura dikenal dengan angkutan umum atau ojek. Sedangkan “Pajung” dalam Bahasa Indonesia adalah payung, jadi Kolpajung adalah ojek payung/angkutan Payung. Seperti itu asal muasal dari nama Desa ini”. Seperti itulah ungkapan cerita dari Bapak Mawi. Kami semua menyimaknya dengan baik. Pada saat itu juga kawanku yang bernama Khurin masih bertanya dan penasaran tentang nama Desa Kolpajung ini. Kata Khurin, ”apakah ada simbol atau bukti peninggalan sejarah tentang nama Desa Kolpajung ini Bapak?”. Bapak Mawi langsung menjawabnya, “Waktu kalian tadi memasuki pemakaman ini apa kalian semua tidak melihat 2 bangunan kembar yang berbentuk payung di depan gerbang pemakaman ini?”. Bapak Mawi balik bertanya pada kami, dan kami hanya tersenyum saja dan menjawab tidak. Karna pada saat kami memasuki gerbang pemakaman ini kami langsung masuk saja tanpa melihat ke kanan dan kekiri. Waktu itu juga Bapak Mawi beranjak berdiri dan langsung mengajak kami untuk melihat 2 bangunan kembar yang berbentuk seperti payung itu. Sesudah sampai didepan gerbang, ternyata benar apa yang dikatakan oleh Bapak Mawi, 2 bangunan kembar itu mirip dan persis berbentuk sebuah payung yang tertutup. 2 bangunan tersebut sudah cukup kumuh kawan, mungkin karna sudah lama sekali bangunan ini di bangun, sehingga bangunan 2 payung kembar ini terlihat kumuh seperti tidak terawat. Tetapi bangunan tersebut masih berdiri kokoh dan tidak ada yang retak. “Ini adalah bukti sejarah yang ditanyakan oleh kalian tentang asal muasal nama Desa Kolpajung ini”, ucap Bapak Mawi”. “Iya pak terima kasih atas semua informasi serta ilmu yang Bapak Mawi berikan pada kami semua”, ucapku sendiri pada Bapak Mawi, dan pada saat itu pula kami berpamitan untuk pulang. Kami semua sangat senang karna banyak mendapatkan ilmu di Desa Kolpajung ini kawan, semoga cerita diatas dapat menambah ilmu serta wawasan kalian semua. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment