Permainan
Tradisional (“Es Llilin Cabbih” Kolpajung-Pamekasan-Madura)
Penulis :
Kuswanto Ferdian
Waktu aku masih kanak-kanak aku
sering bermain dengan kawan-kawanku di kampung desaku. Desaku bernama ”
KOLPAJUNG”, baguskan nama desaku. Permainan yang paling aku sukai waktu
kanak-kanak, ada permainan yang disebut “ES LILIN CABBIH” permainan ini hampir
sama dengan permainan “PETAK UMPET”, tetapi yang membedakan permainan “ES LILIN
CABBIH” ini bermain sambil bernyanyi. Setiap pulang sekolah dasar, aku dan
kawan-kawanku sering bermain permainan “Es Lilin Cabbih” ini, Karena selain
permainan ini seru, permainan ini dimainkan sambil bernyanyi dan jumlah
pemainnya tak terbatas. Aku sering bermain permainan ini dengan kawan-kawanku
di desa. Biasanya sebelum kami bermain, kami berkumpul terlebih dahulu di
halaman tetanggaku, alasan kami berkumpul di halaman tetangga karena halaman
tetanggaku ini cukup luas, lumayan untuk tempat berkumpul dan bermain dengan
kawan-kawanku. Oh ya, setelah semua kawan-kawanku berkumpul, biasanya kami
saling bertanya satu sama lainnya, siapa saja yang ingin ikut bermain “Es
Llilin Cabbih” ini. Semua sudah mengacungkan tangan dan akhirnya permainan akan
segera di mulai. Penasaran ya seperti apa permainannya. Baik kita awali dengan
“JUMPRIT” pasti kita semua tau kan apa itu jumprit. Jumprit ini tujuannya untuk
memilih siapa yang bertugas menjaga duluan. Adilkan kalau gitu, ya pasti adil
tanpa main curang, secara tidak sadar waktu kanak-kanak saja kita semua sudah
di ajari tentang kejujuran yaitu melalui permainan tradisional kita, makanya
kita harus menjaga dan melestarikan permainan tradisional kita ini kawan,
jangan sampai punah karena kemajuan zaman dan tegnologi. Oh ya kawan jumprit
ini di desaku ada lagunya, pasti ingin tahu kan? Seperti ini loh lagunya. “Jumprit
Langkaleng Kercet Karoma Mangkok Tabbhuen Bhutol”. Nah seperti itu
kawan lagunya, lucu kan?. Jumprit ini ada yang memimpin 1 anak, baik saya akan
tunjukkan caranya kawan. Pertama, yang memimpin jumprit mengangkat tangan keatas
5 jari dan di buka lebar, terserah tangan kanan apa tangan kiri. Kedua, pemain
yang ikut bermain, mengangkat jari telunjuk dan menempel ke tangan yang memipin
jumprit termasuk pemimpin jumprit juga mengikuti tangannya menempel juga ke
tanggannya sendiri. Ketiga, jumprit di mulai sambil bernyanyi, seperti tadi itu
kawan lagunya. Keempat, setelah selesai bernyanyi, pemimpin jumprit menangkap 1
jari telunjuk dari pemain dan yang tertangkap jari telunjuknya, berarti itu
yang bertugas menjaga duluan. Begitulah caranya jumprit di desaku kawan.
Sebelum anak yang bertugas menjaga duluan di pohon, kita tentukan dahulu
persyaratannya. Ribet ya kawan permainnya? Masih ada persyaratan dan
perjanjiannya terlebiih dahulu, nah justru itu kawan ternyata sejak kanak-kanak
kita semua sudah diajari tentang kejujuran, perjanjian, dan masih banyak lagi
norma-norma yang baik secara tidak sengaja itu semua ada pada permainan
tradisional kita dan telah kita terapkan sejak kecil, tetapi sekarang sudah
hampir punah permainan tradisional kita, ini tugas kita semua kawan yang harus
menjaga dan melestarikannya. Agar supaya permain tradisional kita ini tetap ada
dan tidak punah. Baik kawan, kita lanjut pada persyaraant dan perjanjiannya ya.
Perjanjian yang pertama, menentukan tempat pohon untuk yang betugas menjaga
duluan sebagai simbol benteng, tetapi di desaku biasanya di sebut “PAL”.
Perjanjian yang kedua, tidak boleh bersembunyi jauh dari area “PAL” tersebut.
Perjanjian yang ketiga, pemain yang di temukan pertamakali, dia yang akan
menggantikan bertugas menjaga. Nah ketika semua sudah sepakat dengan perjanjian
tadi , akhirnya permainan bisa di mulai kawan. Yang bertugas menjaga pertama
kali, harus menutup mata sambil bersender di pohon dengan membalikkan badan,
kepala harus di tundukkan ke bawah dan tutup mata tidak boleh melihat pemain
lainnya. Lalu permainan di mulai dan yang bertugas menjaga di pohon sambil
bernyanyi sampai selesai, pemain yang lainnya segera berlari dan bersembunyi.
Akhirnya yang bertugas menjaga memulai bernyanyi, ingin tahu bagamaiman lagunya
kawan? Penasaran ya?. Baik akan saya beri tahu lagunya, seperti ini kawan, “ Es
Lilin Cabbih Ayobih Bhittas Ngonyer Ayonyer Nyerra Otang Ayotang Tangghel Ennem
Eyonem Nembhung Petek Ayotek Tekos Jhuling Ayoling Lingker Olar Ayolar
Larberesoh Ayosoh Sosoh Rajeh Ayojeh Jehmarajeh”. Nah seperti itu kawan
lagunya, lucu ya? He,,hee,,he,,he,, tetapi itu agak jorok kawan lagunya, kami
sengaja bernyanyi seperti itu karena sebagai penghibur kami dan gelak tawa kami
waktu bermain. Ketika yang bertugas menjaga selesai bernyanyi akhirnya dia
mencari pemain yang bersembunyi. Biasanya hampir 15 menit mencari, kadang tidak
di temukan juga kawan, dari saking
sulitnya persembunyian dari para pemain, ya seperti perang zaman dahulu kita menggunakan
strategi juga untuk mencari para pemain yang sedang bersembunyi. Setelah ada
yang ditemukan 1 pemain, biasanya pemain yang di temukan itu memberikan kode
kepada pemain lainnya yang sedang bersembunyi. Didesaku kodenya unik kawan, ada
2 kode yang sering kami sebutkan, yaitu Tahu
dan Tempe kawan.
Biasanya kalau Tahu itu
sebagai simbol, orang yang bertugas menjaga sedang mencari berkeliling artinya
segera mereka keluar dari persembunyiannya untuk nge “PAL” di pohon. Dan untuk
kode tempe biasanya, orang yang bertugas menjaga hanya menjaga bentengnya terus
tidak berkeliling artinya pemain yang bersembunyi jangan keluar terlebih
dahulu. Seru ya kawan permainan di desaku ini, ada kodenya juga. Semua pemain
telah di temukan oleh orang yang menjaga dan yang menjaga di pohon bergantian
seperti perjanjian tadi itu kawan. Biasanya kami bermain hampir satu jam kawan,
dari saking asiknya bermain kami sering lupa dengan waktu. Sesudah bermain
permainan “Es Lilin Cabbih” biasanya kami masih berkumpul lagi sambil bercerita-cerita,
ya seperti itulah kawan permainan di desaku semoga bermanfaat ya. Dan ingat
pesanku juga kawan jangan sampai permainan tradisional kita punah, tetap harus
di lestarikan jangan sampai terpengaruh oleh permainan game online yang
sekarang lagi booming seperti “COC” katanya. Ingat, permainan tradisional kita
banyak mengajarkan norma-norma kebaikan dalam kehidupan dan harus di lestarikan
jangan sampai punah.
No comments:
Post a Comment