Sunday 19 June 2016

Permainan Tradisional (“Es Llilin Cabbih” Kolpajung-Pamekasan-Madura)



Permainan Tradisional (“Es Llilin Cabbih” Kolpajung-Pamekasan-Madura)

Penulis : Kuswanto Ferdian

          Waktu aku masih kanak-kanak aku sering bermain dengan kawan-kawanku di kampung desaku. Desaku bernama ” KOLPAJUNG”, baguskan nama desaku. Permainan yang paling aku sukai waktu kanak-kanak, ada permainan yang disebut “ES LILIN CABBIH” permainan ini hampir sama dengan permainan “PETAK UMPET”, tetapi yang membedakan permainan “ES LILIN CABBIH” ini bermain sambil bernyanyi. Setiap pulang sekolah dasar, aku dan kawan-kawanku sering bermain permainan “Es Lilin Cabbih” ini, Karena selain permainan ini seru, permainan ini dimainkan sambil bernyanyi dan jumlah pemainnya tak terbatas. Aku sering bermain permainan ini dengan kawan-kawanku di desa. Biasanya sebelum kami bermain, kami berkumpul terlebih dahulu di halaman tetanggaku, alasan kami berkumpul di halaman tetangga karena halaman tetanggaku ini cukup luas, lumayan untuk tempat berkumpul dan bermain dengan kawan-kawanku. Oh ya, setelah semua kawan-kawanku berkumpul, biasanya kami saling bertanya satu sama lainnya, siapa saja yang ingin ikut bermain “Es Llilin Cabbih” ini. Semua sudah mengacungkan tangan dan akhirnya permainan akan segera di mulai. Penasaran ya seperti apa permainannya. Baik kita awali dengan “JUMPRIT” pasti kita semua tau kan apa itu jumprit. Jumprit ini tujuannya untuk memilih siapa yang bertugas menjaga duluan. Adilkan kalau gitu, ya pasti adil tanpa main curang, secara tidak sadar waktu kanak-kanak saja kita semua sudah di ajari tentang kejujuran yaitu melalui permainan tradisional kita, makanya kita harus menjaga dan melestarikan permainan tradisional kita ini kawan, jangan sampai punah karena kemajuan zaman dan tegnologi. Oh ya kawan jumprit ini di desaku ada lagunya, pasti ingin tahu kan? Seperti ini loh lagunya. “Jumprit Langkaleng Kercet Karoma Mangkok Tabbhuen Bhutol”. Nah seperti itu kawan lagunya, lucu kan?. Jumprit ini ada yang memimpin 1 anak, baik saya akan tunjukkan caranya kawan. Pertama, yang memimpin jumprit mengangkat tangan keatas 5 jari dan di buka lebar, terserah tangan kanan apa tangan kiri. Kedua, pemain yang ikut bermain, mengangkat jari telunjuk dan menempel ke tangan yang memipin jumprit termasuk pemimpin jumprit juga mengikuti tangannya menempel juga ke tanggannya sendiri. Ketiga, jumprit di mulai sambil bernyanyi, seperti tadi itu kawan lagunya. Keempat, setelah selesai bernyanyi, pemimpin jumprit menangkap 1 jari telunjuk dari pemain dan yang tertangkap jari telunjuknya, berarti itu yang bertugas menjaga duluan. Begitulah caranya jumprit di desaku kawan. Sebelum anak yang bertugas menjaga duluan di pohon, kita tentukan dahulu persyaratannya. Ribet ya kawan permainnya? Masih ada persyaratan dan perjanjiannya terlebiih dahulu, nah justru itu kawan ternyata sejak kanak-kanak kita semua sudah diajari tentang kejujuran, perjanjian, dan masih banyak lagi norma-norma yang baik secara tidak sengaja itu semua ada pada permainan tradisional kita dan telah kita terapkan sejak kecil, tetapi sekarang sudah hampir punah permainan tradisional kita, ini tugas kita semua kawan yang harus menjaga dan melestarikannya. Agar supaya permain tradisional kita ini tetap ada dan tidak punah. Baik kawan, kita lanjut pada persyaraant dan perjanjiannya ya. Perjanjian yang pertama, menentukan tempat pohon untuk yang betugas menjaga duluan sebagai simbol benteng, tetapi di desaku biasanya di sebut “PAL”. Perjanjian yang kedua, tidak boleh bersembunyi jauh dari area “PAL” tersebut. Perjanjian yang ketiga, pemain yang di temukan pertamakali, dia yang akan menggantikan bertugas menjaga. Nah ketika semua sudah sepakat dengan perjanjian tadi , akhirnya permainan bisa di mulai kawan. Yang bertugas menjaga pertama kali, harus menutup mata sambil bersender di pohon dengan membalikkan badan, kepala harus di tundukkan ke bawah dan tutup mata tidak boleh melihat pemain lainnya. Lalu permainan di mulai dan yang bertugas menjaga di pohon sambil bernyanyi sampai selesai, pemain yang lainnya segera berlari dan bersembunyi. Akhirnya yang bertugas menjaga memulai bernyanyi, ingin tahu bagamaiman lagunya kawan? Penasaran ya?. Baik akan saya beri tahu lagunya, seperti ini kawan, “ Es Lilin Cabbih Ayobih Bhittas Ngonyer Ayonyer Nyerra Otang Ayotang Tangghel Ennem Eyonem Nembhung Petek Ayotek Tekos Jhuling Ayoling Lingker Olar Ayolar Larberesoh Ayosoh Sosoh Rajeh Ayojeh Jehmarajeh”. Nah seperti itu kawan lagunya, lucu ya? He,,hee,,he,,he,, tetapi itu agak jorok kawan lagunya, kami sengaja bernyanyi seperti itu karena sebagai penghibur kami dan gelak tawa kami waktu bermain. Ketika yang bertugas menjaga selesai bernyanyi akhirnya dia mencari pemain yang bersembunyi. Biasanya hampir 15 menit mencari, kadang tidak di temukan juga  kawan, dari saking sulitnya persembunyian dari para pemain, ya seperti perang zaman dahulu kita menggunakan strategi juga untuk mencari para pemain yang sedang bersembunyi. Setelah ada yang ditemukan 1 pemain, biasanya pemain yang di temukan itu memberikan kode kepada pemain lainnya yang sedang bersembunyi. Didesaku kodenya unik kawan, ada 2 kode yang sering kami sebutkan, yaitu Tahu dan Tempe kawan. Biasanya kalau Tahu itu sebagai simbol, orang yang bertugas menjaga sedang mencari berkeliling artinya segera mereka keluar dari persembunyiannya untuk nge “PAL” di pohon. Dan untuk kode tempe biasanya, orang yang bertugas menjaga hanya menjaga bentengnya terus tidak berkeliling artinya pemain yang bersembunyi jangan keluar terlebih dahulu. Seru ya kawan permainan di desaku ini, ada kodenya juga. Semua pemain telah di temukan oleh orang yang menjaga dan yang menjaga di pohon bergantian seperti perjanjian tadi itu kawan. Biasanya kami bermain hampir satu jam kawan, dari saking asiknya bermain kami sering lupa dengan waktu. Sesudah bermain permainan “Es Lilin Cabbih” biasanya kami masih berkumpul lagi sambil bercerita-cerita, ya seperti itulah kawan permainan di desaku semoga bermanfaat ya. Dan ingat pesanku juga kawan jangan sampai permainan tradisional kita punah, tetap harus di lestarikan jangan sampai terpengaruh oleh permainan game online yang sekarang lagi booming seperti “COC” katanya. Ingat, permainan tradisional kita banyak mengajarkan norma-norma kebaikan dalam kehidupan dan harus di lestarikan jangan sampai punah.

No comments:

Post a Comment