CELOTEHAN
PEMULUNG
Karya: Kuswanto Ferdian
Di pagi yang terik ku pikul karung ke bahu
dengan penuh semangat.
Ku bawa sehelai bambu dan sepotong kawat
sebagai pengail.
Terik matahari yang menyengat di tubuh
Tak jadi penghalang perburuanku memungut rongsokan
berharga.
Ya, rongsokan berharga bagi seorang
pemulung.
Dengarkan, dengarkan dan dengarkan
celotehan ku ini.
Pemulung!!! Ya , aku adalah seorang
pemulung.
Ini profesiku dan ini duniaku.
Kau berkata pemulung hanyalah sampah
masyarakat.
Kau berkata pemulung itu manusia yang
kotor.
Dan kau menghina pemulung itu seperti
sampah Yang berserakan di jalanan.
Aku berkata, aku berkata.!!!!
Aku bangga dengan profesiku, Aku cinta
dengan profesiku.
Aku tidak seperti kau wahai pendusta.!!!
Janji obral janji, korupsi sana-sini
Kau seperti tikus-tikus sampah yang memakan
kertas-kertas berharga
Dari seorang pemulung
Kau harus di basmi
Kau harus di bunuh dan kau harus di pancung
di tengah-tengah ibu kota.
agar semua mahkluk tau, bahwa kau adalah
tikus sampah.
sekarang yang menjadi pertanyaan
siapa yang menjadi sampah masyarakat
siapa manusia yang kotor
dan siapa yang beserakan di jalanan atas
janji-janji palsunya
aku atau engkau.
Bangkalan, 24 juni 2015
No comments:
Post a Comment