Thursday 14 July 2016

Cerpen (Embun Pagi)

Embun Pagi
Penulis : Kuswanto Ferdian

Embun pagi menempel di jendela kamarku. Hari ini adalah hari minggu, hari untuk aku bekerja. Bergegas bangun dari tempat tidurku untuk segera mandi. Karena hari ini aku di undang dalam acara pernikahan untuk menyanyi. Seperti biasa, setelah aku bangun tidur, aku tak lupa membuka sedikit jendela kamarku. entahlah aku sangat suka membuka jendela kamar tidurku. Menatap ke atas langit mentari sudah mulai menyinari, tetapi embun pagi di jendela kamarku masih saja menempel. Aku sangat senang dengan embun, karena embun banyak meninggalkan cerita di hidupku. Aku jadi teringat dengan wanita itu. Wanita itu seperti embun pagi di hidupku. Masih teringat jelas dalam pikiranku wajah wanita itu. Oleh sebab itu aku sangat senang dengan embun. Setiap melihat embun, wajah wanita itu yang selalu teringat di pikiranku. Kala itu di cafe tempat ia bekerja waktu pagi hari aku melihat ia sedang mempersiapkan cafe milik bosnya. Ia sangat cantik, berambut lurus, mata seperti kucing, bibirnya yang manis serta wajahnya yang anggun membuatku terpesona. Aku sangat kagum dengan wanita itu. Ingin sekali aku mengenalinya. Setiap pagi aku selalu melihatnya saat aku sedang mengantarkan adik ku sekolah. Tapi sekarang aku tidak bisa melihatnya lagi karena aku sudah pindah rumah. Pada saat itu mungkin pertemuanku yang terakhir dengannya. Meskipun aku dan ia tak sempat berkenalan tetapi aku seoalah-olah memilikinya dalam hati. Aku selalu tersenyum kepadanya saat aku lewat di depan cafe tempat ia bekerja tapi entahlah aku sangat konyol sekali, tersenyum kepada wanita yang tidak aku kenal. Tapi aku sangat senang sekali meskipun ia tak mengenalku. karena aku bisa melihatnya setiap pagi di cafe itu. Wanita itu bagaikan embun pagi di hidupku, embun yang selalu terlihat di pagi hari dan menyejukkan hati. Ingin sekali rasanya aku berkenalan dengannya tetapi aku sadar aku ini siapa? Aku hanyalah anak dari tukang becak. Tetapi aku bangga dengan bapak ku, karena bapak, aku bisa menjadi dewasa seperti saat ini. Tidak mudah bukan untuk membesarkan anak dan merawatnya sampai dewasa. Aku bersyukur sekali masih mempunyai kedua orang tua dan masih bisa menikmati indahnya hidup. Seperti saat ini aku bisa menatap kecantikan wanita itu setiap pagi. Sangat indah bukan dunia ini?. Semakin hari aku semakin sangat kagum dengan wanita itu karena setiap pagi ia selalu terlihat kala aku sedang lewat depan cafe tempat ia bekerja. Setiap pagi kebiasaannya selalu mengelap meja, kaca, kursi. Dengan memegang lap kain di tangan dan semprotan pewangi ia bekerja dengan begitu rajin setiap hari. Ia sangat beda dengan wanita lain yang biasa sering aku lihat di jalanan tiap malam kala aku sedang mencari barang bekas. Wanita malam yang biasa aku lihat di jalanan mereka merokok, bergandengan tangan dengan pacarnya, pelukan, urak-urakan, sungguh begitu miris. Di depan umum mereka berbuat seperti itu. Aku hanya bisa mengelus dada pada saat itu. Pernah sekali aku di lempari botol bekas minumannya yang sudah habis saat aku lewat depan mereka waktu pacaran. Kala itu aku memegang karung, mencari barang bekas seperti botol aqua, kardus, dan kaleng. Wanita itu melemparkan botol minumannya tepat di depanku, sambil berkata : "Ini mas ambil" dengan ucapan nada sombong yang keluar dari mulut wanita itu aku membalasnya dengan nada lirih sambil tersenyum "Terimakasih mbak". Wanita itu berambut pirang lurus dan panjang. Beda dengan wanita yang di cafe itu. Ia begitu gemulai dan lembut pada saat bekerja. Waktu demi waktu berlalu, bulan demi bulan sudah terlewati, tahun demi tahun kini sudah berganti. Setiap pagi aku selalu melihatnya di cafe itu. Semakin lama rasa kagum ini berubah menjadi suka dengan wanita itu. Bagaimana bisa rasa kagum ini berubah menjadi suka, sedangkan aku tidak mengenali wanita itu dan wanita itu juga tidak mengenalku. Tetapi mengapa aku suka dengan wanita itu? Apakah ini yang disebut perasaan? Atau ini adalah cinta? Aku tak mengerti dengan semua ini. Aku merasa sangat bodoh, karena tidak berani berkenalan dengan wanita yang aku sukai. Jelas-jelas setiap pagi aku selalu melihatnya. Mengapa aku tidak berani berkenalan? Entahlah!!!. 1 bulan lagi aku akan pindah rumah. Dari Pamekasan akan pindah ke bogor. Karena orang tuaku terlibat banyak hutang untuk membiayai adik ku sekolah. Aku sangat sedih sekali karena akan pindah rumah ke bogor. Di bogor adalah rumah kakek dan nenekku. Pikiranku saat ini kacau, pikiranku lumpuh. Aku harus memikirkan orang tuaku dan juga memikirkan wanita itu. 1 bulan bukanlah waktu yang lama. Sekarang sudah tanggal 20. Kurang 10 hari lagi aku akan pindah ke bogor. Seperti biasanya pagi-pagi aku mengantarkan adik ku sekolah. Aku lewat di depan cafe itu. Ternyata aku tidak melihat wanita yang biasanya aku lihat setiap pagi di cafe itu. Aku tolah-toleh melihat cafe itu. Aku bertanya-tanya dalam hati. kemana wanita itu? Kenapa ia tidak ada? Apakah ia sudah berhenti bekerja? Atau ia sedang sakit? Aku kebingungan saat itu, seolah-olah aku kehilangan embun pagi. Kurang lebih setengah jam aku menunggunya keluar di depan cafe, nampaknya ia benar-benar tidak ada. Dengan hati gelisah dan risau akhirnya aku memutuskan untuk berangkat mengantarkan adik ku sekolah. Pikiranku tak tenang. Aku tak sadar ternyata Sepanjang perjalanan waktu aku mengantarkan adik ku. Laju sepeda onthel yang ku pacu sangat kencang sekali dan adik ku berteriak sambil menarik bajuku. "Hati-hati mas awas jatuh". Aku langsung tersentak berhenti begitu saja. Untung tidak jatuh. Adik ku bertanya, "Kenapa Kamu Mas?. Aku hanya tersenyum dan menjawabnya " Tidak apa-apa dik". Adik ku bertanya kembali dengan nada lirih, " Mas kepikiran dengan wanita di cafe itu ya". Aku langsung tercengang begitu saja mendengar perkataan yang keluar dari mulut adik ku. "Adik sok tau, mas tidak memikirkan apa-apa". Akhirnya aku melanjutkan mengantarkan adik ku " ayok naik takut terlambat". Di perjalanan menuju sekolah, adik ku berkata. "Aku tau mas rumah wanita yang bekerja di cafe itu". Aku langsung tercengang begitu saja mendengar perkataan adik ku. Tanpa rasa malu aku kembali bertanya.
 " Memangnya dimana dik?, Sok tau kamu dik".
" Rumahnya di belakang sekolahku mas, Aku sering melihatnya waktu ia pulang bekerja di sore hari. Ia sering di antarkan mobil jazz berwarna merah"
" kamu pasti salah lihat dik"
Pikiranku langsung kemana-mana. Apa betul yang di katakan oleh adik ku?. Kalau memang betul, berarti ia sudah punya kekasih atau ia sudah punya suami?. Entahlah!!! Aku begitu sangat terpukul saat aku mendengar perkataan adik ku barusan. Tapi aku masih penasaran apa betul yang di katakan adik ku. Rumah wanita itu tepat di belakang sekolah adik ku. Tak lama waktu berselang, aku sampai di depan pintu gerbang sekolah adik ku. Adik ku bergegas turun dari sepeda. Aku memandang wajah adik ku, raut wajah yang sedikit sedih matanya kini berlinangan air mata. Karena hari ini, hari terkahir adik ku sekolah. Aku terhanyut sedih, ingin aku menangis di depan adik ku tetapi aku berusaha untuk menahannya, agar adik ku tidak semakin sedih. Adik ku bersalaman kepadaku dan berucap, "Assalamualikum, aku masuk dulu mas"
"Waalikumsalam, Iya dik hati-hati jangan nakal-nakal"
Dengan membelokkan sepeda onthel, aku bergegas ingin pulang kerumah karena besok aku akan pindah rumah ke bogor, aku harus membantu ibuk dan bapak untuk mempersiapkan semua barang-barang yang akan di bawa untuk pindah rumah. Tetapi pikiranku tetap tertuju pada wanita itu. Pagi tadi aku tidak melihatnya di cafe itu. Sehari pun tak bertemu, sudah membuatku kepikiran seperti saat ini, padahal ia bukan siapa-siapaku. Hanya saja hati ini yang seolah-olah memilikinya. Pikiranku kembali tak karuan. Memacu sepeda onthelku dengan cepat. Terlintas di pikiranku kembali, teringat dengan ucapan adik ku tadi, " Rumahnya di belakang sekolahku mas, Aku sering melihatnya waktu ia pulang bekerja di sore hari. Ia sering di antarkan mobil jazz berwarna merah". Aku berceloteh dalam hati sambil menangis di jalan. "Wanita itu sudah punya kekasih", " Wanita itu sudah punya suami". Brengsek!!!! Aku bodoh!!!. Aku bisa terjerat dalam perasaan konyol ini. Keringat mata kini bercucuran di pipi. Aku sudah terlanjur sakit hati. Padahal esok pagi aku akan menghampirinya untuk berkenalan. Sebagai tanda pertemuan terakhirku dengannya, agar nama itu bisa aku kenang dalam hidupku. Setidaknya aku bisa berjabat tangan dengannya dan bisa mengungkapkan perasaan hatiku ini. Bahwa aku mengaguminya, aku suka padanya dan aku cinta. Pupus sudah harapanku berkenalan dengannya. Aku usap keringat mata yang bercucuran ini biarlah aku simpan menjadi cerita manis dalam hidupku. Ia adalah satu-satunya wanita yang membuatku jatuh cinta meskipun aku tak mengenalinya. Malam telah tiba, aku tak bisa tidur memikirkannya. Aku berceloteh dalam hati. Apakah aku sanggup setiap hari tanpa melihat wanita itu? Apakah aku bisa melupakan embun pagi yang selalu hadir di setiap pagiku? Entahlah!!!.
Tanggal 30 telah tiba, Adzan subuh selesai berkumandang. Aku mencari bolpoin di tas sekolah adikku dan menyobek satu kertas buku milik adik ku. Aku tulis sebuah surat untuk wanita itu. Isi suratnya adalah:
" Mentari pagi yang bersinar dari ufuk timur, embun pagi yang selalu muncul di setiap pagiku. Engkau begitu anggun, engkau begitu cantik, engkau begitu manis, engkau menyejukkan hatiku bila ku memandang wajahmu dari kejauhan. Meskipun aku tak mengenalmu, meskipun engkau juga tak mengenalku, tetapi hatiku memilikimu. Setiap pagi aku selalu memandangmu dari kejauhan. Aku sangat mengagumi, aku suka padamu, aku cinta tapi aku tak tau mengapa rasa ini tumbuh begitu saja tanpa aku mengenalmu. Sungguh aneh, tapi ini nyata dalam hidupku. Sesungguhnya aku ingin berkenalan denganmu, aku ingin mengungkapkan perasaanku ini langsung kepadamu tetapi waktu yang tidak mengizinkan kita untuk bertemu, karena hari ini juga aku akan pergi ke bogor untuk pindah rumah. Bila tuhan mengizinkan kita untuk bertemu, kita pasti akan di pertemukan walau kita tak saling mengenal. Karena aku yakin tuhan memiliki rencana lain untukku. Semoga kita bisa bertemu dan berjabat tangan sebagai tanda perkenalan. Selamat tinggal engkau wanitaku, engkau akan menjadi cerita dalam hidupku. Ku beri nama kau embun pagi. Salam perkenalan, Pengagum rahasiamu, Ferdian.
Aku terlalu berkhayal, itukkan cerita masa laluku waktu di Pamekasan, Sudah Berapa lama ya aku berdiri di dekat jendela in?
Kring-kring-kring Hp.ku berbunyi di meja kamarku. Ku lihat nama di layar Hp.ku, nampaknya bos yang menelfon. Aku langsung mengangkatnya.
"Assalamulaikum ada apa bos?
"Ferdian kau dimana? Ini sudah jam berapa? Acara pernikahannya sebentar lagi akan di mulai cepatlah kau kesini". Dengan nada membentak berlogat batak bosku menyuruhku untuk segera berangkat.
" ia bos aku berangkat sekarang". Tanpa mengucapkan salam, bosku sudah menutup telfonnya. Nampaknya bosku marah. Aku masih berdiri saja seperti orang linglung, masih bertanya-tanya dalam pikiranku, sudah berapa lama aku berdiri di depan jendela itu? Sudah berapa lama aku melamun? Sampai-sampai aku teringat dengan cerita masa laluku. Entahlah!!!
Aku bergegas menuju kamar mandi. Karena hari ini aku di undang untuk menyanyi di acara pernikahan. Ya seperti inilah nasib penyanyi sepertiku. Hanya menunggu panggilan saja kala ada yang membutuhkan. Kurang lebih 20 menit aku selesai mandi. Segera memakai pakaian kemeja dan menggunakan jas seperti penyanyi top indonesia. Semuanya sudah aku persiapkan. Rapi sekali aku hari ini. Menyalakan sepeda motor aku bergegas menuju tempat pernikahan itu di lakasanakan. Gedung Puri Begawan tempat pernikahaannya. Kurang lebih satu jam aku tiba di depan parkiran gedung puri begawan bogor. Gedung yang sangat luas dan megah. Pasti ini orang kaya yang menikah saat ini. Aku memarkir sepeda motorku dan merapikan baju yang mulai tak beraturan. Nampaknya tamu sudah mulai berdatangan. Aku segera menuju ke dalam gedung itu. Ternyata bosku sudah menuggu di tempat penyambutan tamu. Menarik lenganku kedalam gedung itu sambil berkata, "Kau kemana saja, ini tamu sudah banyak yang datang, biasanya kau sudah mulai menyanyi sekarang"
" Maaf bos barusan di jalan sedikit macet karena hari minggu bos"
"Ya sudah cepat kau naik atas panggung, Wawan sudah menunggumu"
Bergegas menuju atas panggung pernikahan, nampaknya wawan sudah selesai mensetting keyboardnya. Seperti biasa aku dan wawan sangat akrab sekali, saling menyapa dan bersalaman. "Bro ayo segera naik ke atas panggung". " Iya wan, maaf ya aku telat"
" iya bro santai saja"
Memainkan lagu pembuka seperti biasanya untuk para tamu undangan, wawan sudah menghidupkan keyboardnya.
"Wan, Seperti biasanya lagunya Afgan-Terimakasih Cinta"
"Ok bro siap"
Lagu pertama sudah aku nyanyikan, nampaknya penonton sangat tehibur dan menikmati lagu yang aku bawakan. Penonton sudah mulai berdatangan, kini kursi tamu dalam ruangan gedung puri begawan sudah penuh, kira kira sekitar 2000 orang lebih. Jumlah undangan yang sangat banyak. Pasti ini orang kaya yang menikah saat ini. Untuk kedua kalinya prasangkaku. Pembawa acara sudah menaiki panggung, aku penasaran dengan orang yang menikah saat ini. Karena pernikahnnya begitu mewah. Sungguh aku tidak tau nama orang yang menikah hari ini. Biasanya aku selalu bertanya kepada bos. Sudahlah bagiku itu tidak penting. Aku duduk bersebelahan dengan wawan. Kami saling bercanda dan bergurau
" Bro kamu kapan nikah?, wawan bertanya padaku dengan nada sedikit serius
"Santai bro masih belum ada yang cocok" Aku menjawabnya dengan eskpresi tersenyum
"Bro kalau nanti kamu menikah, jangan lupa aku di undang ya", Dengan ekspresi tersenyum wawan mengucapkan kata-kata itu
" iya Bro aku tidak akan lupa, kalau kamu pasti aku kasi duluan. Aku menjawabnya dengan ekspresi sambil tertawa
" Bro kamu tau siapa ini yang menikah? Wawan melontarkan pertanyaan kepadaku. Jelas-Jelas aku tidak tau siapa yang menikah dia malah bertanya. Aku langsung menjawabnya, " Aku tidak tau Bro".
" Yang menikah ini adalah pengusaha, Bos tadi bilang, yang menikah ini adalah orang yang mempunyai cafe terkenal di pamekasan. Bapak yang punya cafe itu menikahi pelayannya sendiri.
Aku langsung tercengang mendengar perkataan wawan barusan, Pikiranku kembali kacau dan lumpuh, aku jadi teringat dengan wanita yang bekerja  cafe itu, saat rumahku di Pamekasan. Apa mungkin wanita itu yang menikah saat ini? Entahlah !!!
Nampaknya acara sudah di mulai, Pembawa acara mulai membacakan susunan acaranya. Satu persatu di bacakan dari pembukaan sampai acara penutup. Aku mendapatkan acara yang ke 4 yaitu menyanyi mengiringi prosesi kedua mempelai naik ke atas pelaminan. Pikiran ku tetap kacau saat ini, masih teringat dengan wanita itu, wanita yang aku sebut embun pagi. Pembawa acara kini sudah mengucapkan lantunan kata-kata cinta yang indah untuk kedua mempelai, aku dan wawan bersiap-siap untuk mengiringi bernyanyi. Tibalah saatnya acara yang ke empat, nampaknya kedua mempelai sudah terlihat gaun pengantinnya dari pintu penerima tamu. Gaun pengantin yang di pakai berwarna putih, ya berwarna putih. Wawan mulai memainkan nada keyboardnya dengan nuansa melow romantis. Hatiku berdetak kencang seketika, entahlah tidak seperti biasanya aku seperti ini. Perasaanku mulai tidak nyaman dan merasa aneh. Tapi aku tetap fokus untuk bernyanyi mengiringi kedua mempelai yang akan naik ke atas pelaminan. Dengan rasa penasaran ingin tau wajah dari mempelai wanita aku sambil bernyanyi. Saat itu aku menyanyikan dua lagu bernuansa melow romantis, mengikutin iringin keyboard yang di mainkan oleh wawan, suasana kini menjadi hening dan semua mata tertuju kepasa kedua mempelai yang akan naik ke pelamninan. Lagu yang kubawakan saat itu lagunya Yovie & Nuno yang berjudul Janci Suci dan lagu dari Ungu yang berjudul Tercipya untuku. Lagu yang sangat cocok untuk mengiringi kedua mempelai naik ke pelamwanita Kedua mempelai kini sudah berjalan dari tempat penerima tamu menuju ke kursi pelaminan. Bagaikan dua insan yang berjalan di atas awan, sungguh anggun dan rupawan, seperti raja dan ratu. Menggunakan gaun berwarna putih indah di pandang mata. Fokus bernyanyi mataku tertuju pada mempelai wanita. Sangat cantik mempelai wanitanya. Menggunakan mahkota berwarna putih dengan manik manik yang mengkilap berwarna emas membuat tamu undangan tak mau berpaling dari pandangannya, begitupun juga aku. Kedua mempelai sudah menginjak tangga pertama dari pelaminan, aku tatap terus mempelai wanita itu karena aku penasaran ingin tau. Nampaknya aku kenal dengan wajah ini, ya aku ingat sekali. Tapi apakah betul dia? Apakah dunia sesempit ini? Atau prasangku saja yang salah. Aku sedikit mencoba untuk mendekati kedua mempelai saat mereka ingin duduk di pelaminan sambil mengiringi. Aku tatap wajah mempelai wanita tersebut, ternyata dugaanku benar wanita itu adalah wanita yang biasa aku lihat di cafe itu. Oh tuhan apakah ini rencana hidup yang engkau berikan pada hamba. Pada saat itu aku seolah-olah kaku. Jantungku berdetak sangat kencang sekali. Tanganku gemetaran. Aku ingin memeluk wanita itu di depan suaminya pada saat itu. Tapi aku masih sadar bahwa ini akan merusak hari bahagianya, lagi pula iya tak mengenalku. Mencoba tegar dan tetap bernyanyi. Keringat mataku menetes di pipi. Aku tak kuat meliahat seseorang yang aku suka menikah di hadapanku sendiri. Tapi aku ini bodo dan konyol. Mengapa aku dahulu tak berkenalan dengannya, sedangkan sekarang aku menyesal, mencintai seseorang yang tidak aku kenal. Hal yang mustahil, tapi bagiku ini nyata. Entahlah!!
Pada hari itu juga hatiku sangat hancur, menyanyi di depan wanita yang aku suka. Aku tau aku tak mengenalnya. Aku tau dia tak mengenalku. Apa aku salah cinta padanya tanpa harus mengenalnya terlebih dahulu? Apakah cinta itu harus saling mengenal satu sama lain? Atau aku saja yang terlalu berkhayal tinggi?. Hati dan pikiranku kini sudah lumpuh, sungguh benar-benar lumpuh. Aku seolah-olah bermimpi dan tak percaya. Ternyata tuhan mempertemukan aku di hari bahagianya. Sesakit inikah cinta, tuhan?. Adaikan waktu bisa kuputar kembali. Aku akan kembali kepada masa laluku saat pertama aku melihatnya di cafe otu. Akan aku berkenalan dengannya. Mungkin aku yang akan duduk di kursi pelaminan itu berduang dengannya. Sudahlah aku tak mau berceloteh lagi. Sampai saat ini juga aku tak tau siapa nama wanita itu. Biarlah wanita itu menjadi cerita manis dalam hidupku. Wanita itu ku sebut Embun Pagi.
Pada hari ini aku dapat pelajaran hidup bahwa cinta itu harus di miliki. Karena kalau tidak di miliki akan sakit sakit hati pada akhirnya. Cinta itu pandangan mata. Cinta itu tulus karena hati dan cinta haruslah di perjuangkan. Cinta itu saling mengenal satu sama lain. Cinta itu anugrah terindah dari tuhan. Karena cinta aku punya cerita.



Puisi (Simbol Ibu Kota)



Simbol Ibu Kota
Karya : Kuswanto Ferdian

Bangunan yang kokoh
Menjulang ke atas langit
Menjadi persaksian bisu sejarah
Melahirkan banyak tokoh-tokoh
Pertarungan sengit
Peperangan penuh darah
Kau simbol bagi kesejahteraan rakyatmu
Kau simbol bagi perjuangan rakyatmu
Kau saksi bisu dari semua sejarah kotamu
Ya kini sekarang engkau berdiri tegak, kokoh serta menjulang ke atas langit
Kau berdiri tegak di tengah ibu kotamu
Kau juga yang bersaksi bahwa jasa pahlawan yang memperjuangkanmu
Harus di abadikan dan kini menjadi simbol
Engkau ku sebut monumen puputan

Puisi (Kembalikan Paru-Paruku)



Kembailkan Paru-Paruku
Karya : Kuswanto Ferdian
Kicauan burung ciblek di pagi hari saling bersahutan
Angin mendesis lirih begitu nyaman
Daun-daun menari-nari
Mentari pagi indah menyinari
Satu persatu daun jatuh berguguran
Putik bunga canna jatuh bertaburan
Nampaknya hutanku kini mulai tidak aman
Ada apa dengan hutanku kawan?
Hutan yang dulu rimbun, rindang, sejuk, dipenuhi oleh kicauan burung dan jenis pepohonan kini menjadi berita
Berita yang kubaca dari koran
Berita tentang kebakaran hutan
Ulah tangan manusia bukan hewan
Apa salah hutan kawan?
Ku memberimu oksigen
Ku kau bakar
Ku memberimu kayu
Ku kau tebang
Daun-daun berjatuhan merintih
Burung ciblek kini berkicau lirih
Bumipun ikut merintih
Karena paru-parunya tertindih
Bumi mengisyaratkan kepadamu kawan
Kembalikan paru-paru yang telah kau bakar
Bijiku, akarku, batangku, rantingku, daunku
Kembalikan hutanku.

Kuswanto Ferdian: Cerpen (Kado Terindah Untuk Vina)

Kuswanto Ferdian: Cerpen (Kado Terindah Untuk Vina): Kado Terindah Untuk Vina Penulis : Kuswanto Ferdian Hari ini aku sangat senang sekali Sev. Hari ini hari kamis, hari yang pal...

Cerpen (Kado Terindah Untuk Vina)

Kado Terindah Untuk Vina

Penulis : Kuswanto Ferdian

Hari ini aku sangat senang sekali Sev. Hari ini hari kamis, hari yang paling bagus menurutku. Sev aku ingin bercerita. Sev tau kan sekarang tanggal berapa. Sekarang tanggal 14 Sev. Tepat pukul 00:00 nanti adalah hari bahagiaku dengannya Sev. Sev tau kan siapa yang aku maksud?. Ya vina. Vina adalah kekasihku Sev. Aku sangat sayang padanya. Sev jangan cemburu ya. Kenapa hari ini aku bilang hari yang paling bagus menurutku. Sev ingin tau ya?. Baiklah Sev aku akan mulai becerita. Hari ini adalah tanggal 14 juli. Tanggal yang selalu aku nanti-nantikan di setiap bulan. Karena tanggal 14 aku dan Vina memiliki cerita. Sev.. Di tanggal 14 itu aku dan Vina memulai kisah cinta, aku sangat menyayangi Vina. Awal pertemuanku dengan Vina pada saat Ospek Mahasiswa Baru. Saat itu aku menjadi panitia penegak disiplin dan Vina adalah mahasiswa baru di kampusku. Aku tak menyangka bisa mengenal Vina dan bisa memiliki Vina saat ini, karena dari sekian ratus Mahasiswa Baru pada saat itu hanya Vina satu-satunya wanita yang membuat aku terpesona. Lucu sekali Sev pada saat itu. Aku masih ingat Sev. Waktu itu Ospek Fakultas, Kelompk Vina melakukan kesalahan, Nah aku kan di sini sebagai penegak disiplin ya Sev. Aku hukum kelompok si Vina. Aku beri hukuman mereka dengan menyanyikan lagu yel-yel kelompoknya. Ternyata lucu sekali Sev yel-yel dari kelompok Vina. Nada yang di ambil dari lagu Doraemon. Hehehehehe.
Jujur Sev pada saat itu aku menahan ketawa mendengar lagu dari kelompok Vina. Tetapi lebih lucu lagi kalau menyanyi sambil menari atau dengan gerakan. Nah itu dia Sev aku menemukan ide yang bagus. Aku menyuruh kelompok Vina untuk bernyanyi sambil menari. Hahahaha. Ternyata sangat lucu sekali Sev. Kelompok Vina membuat aku tersenyum. Aku lihat si Vina dia sangat lincah sekali menarinya. Dengan menggoyang-goyangkan pinggul dan menggerak-gerakkan tangan ke kanan ke kiri sambil bernyanyi. Vina cantik sekali Sev waktu itu. Vina menggunakan kacamata, hidung mancung, alis tebal dan senyumnya yang begitu manis. Aku lihat si Vina sambil menatapnya. Pandanganku lain Sev ternyata aku sedikit suka waktu itu pada Vina. Vina sangat cantik Sev bagiku waktu itu. Dari situlah aku mulai suka pada Vina Sev. Rasa penasaranku semakin tinggi untuk mengenal jauh lebih dekat dengan si Vina ini. Akhirnya aku coba lihat kontak BBM.ku ternyata aku berteman dengan si Vina ini Sev. Entahlah aku dapat dari mana pin BBM si Vina. Tapi aku sangat senang sekali Sev, karena aku sudah punya pin Vina. Akhirnya aku coba chat dengan si Vina. Ya ternyata BBM.ku di respon dengan baik Sev sama si Vina. Aku sangat senang sekali Sev, karena wanita yang aku suka merespon aku dengan baik. Akhirnya aku dan vina berkenalan Sev. 
"Nama adik siapa?" 
Vina menjawabnya Sev " Nama panjangku Ria Dwi Sevina kak, aku di panggil Vina kak. Vina pun balik bertanya padaku. 
"Nama Kakak Siapa?" Aku menjawabnya Sev. "Nama kakak Kuswanto Ferdian dik. Nama panggilanku Wawan". Hari demi hari berganti. Aku dan Vina setiap hari saling chat. Saling berbagi pengalaman dan pengetahuan serta memberi tau alamat kos masing-masing. Hehehehe.
Ospek Fakultaspun selesai, berganti Ospek jurusan Sev. Kebetulan aku dan Vina satu Prodi. Aku sangat senang sekali Sev. Karena aku bisa bertemu dengan Vina lagi. Di Ospek Prodi aku menjadi Panita lagi Sev. Sama peranku menjadi seorang Penegak Disiplin. Entahlah kenapa peranku selalu tetap Sev. Apa aku terlihat jahat? Atau aku terlihat menakutkan? Sudahlah aku tak peduli. Yang penting aku bisa menjalankan kewajibanku dengan baik. Ospek Prodipun di Mulai. Aku dan Vina sudah begitu akrab dan kenal. Nampaknya aku sedikit memiliki rasa canggung dan malu untuk memarahi Mahasiswa Baru di prodiku. Karena aku berpikir seperti ini Sev. Kalau aku marah pada Mahasiswa Baru di Prodiku, sama saja aku marah pada si Vina. Sedangkan aku menyukai Vina. Sungguh aku bingung saat itu Sev. Tak ambil pusing, di malam hari aku chat si Vina, dan aku pamit pada si Vina. Isi Pesanku Seperti ini Sev : " Vina sebelumnya kakak mohon maaf ya kalau besok kakak marah-marah, Soalnya kakak sudah di berikan amanah oleh ketua umum untuk mendidik karakter Mahasiswa Baru menjadi pemikir kritis. Kakak mohon pamit dan izin ya Vina kalau kakak besok marah-marah jangan di masukkan ke hati, karena kakak hanya akting saja vina. Maaf ya Vina". Ya seperti itu Sev pesanku, Aku masih ingat. Terpaksa Sev waktu itu aku membocorkan rahasiaku pada si Vina tentang akting marah-marahku, tapi bagiku tidak masalah Sev karena aku mulai ada rasa pada si Vina. Cinta bagiku butuh pengorbanan Sev..
Ospek Jurusan kini di mulai. Di pagi hari Semua Mahasiwa Baru Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berkumpul Sev. Tepat di belakang gedung RKB-D. Ya saatnya aku memulai aktingku Sev. Kebetulan sekali Sev di pagi itu banyak yang melanggar. Ada yang tidak membawa ID card, ada yang tidak membawa penugasan dan ada yang terlambat. Nah tepat sekali Sev pagi ini emosiku mulai naik karena Mahasiswa Baru tidak mengikut aturan yang disuruh oleh Penegak Displin. Aku marahi-marahi mereka semua habis-habisan Sev seperti pesanku yang aku sampaikan pada si Vina tadi malam. Aku bentak saja mereka semua Sev, aku beri mereka pencerahan supaya mereka semua sadar sev. Ospek di hari pertama selesai Sev. Ospek di hari kedua akan di mulai besok pagi jam 05:30. Ya di malam itu Sev. Malam pertamaku keluar dengan si Vina. Pada saat itu si Vina lagi kerja kelompok Sev mengerjakan penugasan yang akan di bawa esok pagi, sangat rajin ya Sev si Vina itu. Aku mengajak Vina untuk ke taman kampus menonton acara Band yang diadakan oleh BEM FISIB, kebetulan acarnya cukup meriah Sev dan momentnya sangat pas untuk berduaan dengan si vina. nampaknya aku mulai jatuh cinta pada si Vina sev. Pertama kali Sev aku menjemput Mahasiswa Baru yaitu adalah si Vina. Kala itu aku tak memandang malu Sev. Aku tak memberikan batasan pada si Vina tentang siapa yang senior dan siapa yang junior. Bagiku itu tidak penting Sev. Karena semua itu hanyalah sebagai Formalitas saja. Sepeti kataku Sev cinta itu butuh pengorbanan. Aku jemput si Vina dari kelompoknya. Waktu itu si Vina berada di depan Gedung Audit di tempat yang begitu gelap. Aku tolah toleh kesana kemari tidak melihat si Vina karena awalnya aku sudah janjian sama Vina dan si Vina bilang ada di depan audit. Nampaknya ada suara yang memanggil namaku, "Kak Wawan sini". Nampaknya itu suara si Vina. Aku menolehnya ke utara nampaknya betul itu adalah suara si Vina. Vina melambai-lambaikan tangannya Sev waktu itu. Lamabaian tangannya mengisyaratkan bahwa dia sangat senang sekali Sev bertemu denganku. Aku dekati dia Sev dan aku bersalaman. Genggaman tanganku beda saat aku bersalaman dengan si Vina. Nampaknya aku jatuh cinta Sev. Aku mengajaknya untuk bonceng di sepeda motorku dan ku bawa dia ketaman Sev. Sungguh pertama kali aku keluar dengan Vina jantungku berdebar-debar Sev. Apakah ini yang di namakan cinta sejati Sev? Semoga iya sev. Aku duduk berdua di taman Sev, bersimpuh di atas rumput yang biru. Rumputlah yang menjadi saksi hari pertamaku keluar dengan Vina Sev. Nampaknya aku sangat nyaman sekali dangannya Sev. Bersenda gurau dan bercanda di taman kampus Sev. Sambil menonton acara band sungguh suasana yang sangat pas di malam ini Sev. Malam telah berganti pagi. Ospek sudah mulai penutupan Sev. Ospek akan di tutup nanti malam jam 22:00 dengan perayaan kembang api Sev. Bagiku ini moment yang sangat bagus. Aku mengirim pesan Sev pada Vina. Pesan itu seperti ini Sev. "Dik nanti malam, di malam penutupan menyalakan kembang api sama mas ya". Dan vina menjawabnya Sev, " enggak mas adik malu".
"Sudah adik gak usah malu santai aja"                                                               
" iya mas terserah mas aja"
Sembaring menunggu pementasan kreatifitas dari Mahasiswa Baru sev. Kini tiba saat malam penutupan Sev. Di tandai Dengan memberikan kado kepada panitia yang di sukai Sev. Aku sangat berharap sekali Sev mendapatkan kado dari Vina. Seperti harapanku Sev, Vina memberiku kado Sev. Kado yang cukup besar bagiku dari pada kado yang lainnya. Aku sangat senang sekali Sev pada waktu itu aku ingin berteriak, aku dapat kado dari wanita yang aku suka yaitu Vina. Pemberian kadopun selesai Sev. Kini tiba saatnya perayaan kembang api. Bagiku ini spektakuler Sev karena akan banyak kembang api yang akan di nyalakan. Aku mengambil satu kembang api dan aku mencari si Vina Sev. Aku nyalakan kembang api itu bersama si Vina. Aku pegang erat-erat tangan si Vina dan kembang api itu. Nampaknya si Vina ketakutakan Sev. Dan dia berteriak "Awwww" Kala kembang api itu meletus di atas. Seperti di film film sev sungguh romantis di malam itu, aku memegang erat tangan si Vina sambil menyalakan kembang api berdua. Aku semakin cinta sev kepada Vina. Tak lama beberapa kemudian pesta kembang api selesai. Aku mulai mengumpulkan kembali Mahasiswa Baru membentuk sebuah ligkaran untuk pembubaran bahawa Ospek Prodi telah selesai. Semua sudah aku bubarkan Sev. Aku mendengar kabar buruk Sev dari mahasiswa baru. Nampaknya ada yang ke begal di depan kampus. Suasana pada saat itu sudah menjadi ricuh dan panik Sev. Dan salah satu ketua kelompok Vina memanggilku Sev.
 "Kak Wawan Vina pingsang".
" Dimana Dek vina sekarang?"
"Di dalam gedung kak".
Pikiranku saat itu panik tak karuan Sev. Ada 2 masalah yang harus aku selesaikan ini harus sama-sama aku selamatkan Sev. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelamatkan Vina sev, Dengan tergesa-gesa aku berlari ke dalam ruangan Sev. Aku lihat Nampaknya Si vina sudah di krumuni orang. Aku sangat panik dan khawatir Sev Karena saat itu aku takut terjadi apa-apa sama si Vina Sev. Aku melihat vina sudah lemas Sev, nafasnya seperti orang berlari. Aku rangkuk dia dari bawah aku angkat kepalanya dan aku usapkan minyak kayu putih ke dahinya serta ke hidungnya agar supaya vina bisa bernafas sev. Setidaknya minyak kayu putih membuat tubuhnya menjadi hangat. Menepuk pipi si vina sambil memanggil namanya ku bangunkan si Vina sev. " Vina kamu kenapa? Vina Ayo bangun?" dengan nada sangat sedih sekali Sev aku mengucapkan kata-kata itu pada Vina. Nampaknya Vina terbangun Sev dan iya sadar. Aku sangat lega sekali Sev. Aku langsung mengantarnya Menuju kosnya agar vina bisa istirahat karena aku yakin vina sedang kelelahan. Aku mengantarnya menggunakan sepeda motor Sev. Aku ajak salah satu temanku kebetulan dia adalah LO dari si Vina namanya Luluk. Ku bonceng Vina menuju kosannya. Tak peduli aku meskipun aku lelah yang penting vina selamat. Sesudah sampai di kos aku menyuruh Vina untuk beristirahat dan meminum obatnya. Pengorbanan cinta yang tulus Sev yang aku lakukan.
Bulan demi bulan Berlalu Sev. Aku dan Vina semakin dekat sekali. Dan rasa Sukaku berubah menjadi Cinta. Aku tak ingin menunggu terlalu lama Sev karena aku tidak ingin kehilangan Vina. Aku coba cari tahu tanggal lahirnya, aku tanya kepada semua sahabat-sahabat Vina. Nah kini aku tau Sev tanggal Lahir Vina Tanggal 14 September. Kurang 1 minggu Sev hari ulang tahun si Vina. Ini adalah moment yang sangat tepat untuk aku nyatakan cinta pada si Vina. Bertepatan dengan bulan kelahirannya di bulan September tanggal 14. Saat itu aku sudah bersiap-siap sev untuk memberikan kado yang paling indah dan yang terbaik. Aku ingin memberikan sebuah kado yang beda Sev. Agar vina tetap mengingatnya kala melihat kado itu. Aku lukis gambar doodle yang bertuliskan Happy Birthday Ria. Aku beri bingkai yang cukup indah agar nampak semakin menawan. Aku yakin Sev, Vina pasti suka dan Senang dengan kado ini. Bukan hanya itu Sev. Aku juga memesankan Kue Berbentuk Doraemon Sev. Dengan bertuliskan Happy Birhtday Ria yang ke 18. Nampaknya Vina sudah dewasa Sev. Aku mulai mempersiapkan semuanya Sev. Aku berjanji Sev waktu itu akan membuat Vina menangis karena bahagia.
Tanggal 14 September tiba Sev. Adzan maghrib sudah selesai berkumandang aku segera bergegas menuju parkiran audit Sev. Karena aku sudah mengatur strategi bersama temanku dan sahabat-sahabat Vina. Ya nampaknya hari ini akan menjadi hari bahagiaku dan si Vina sev. Aku begitu niat sekali Sev hari ini. Karena aku tak ingin mencari Cinta lagi. Cukup yang ini saja Sev yang terakhir. Aku membuat love dari lilin yang sudah aku beli Sev. Ya aku ingin yang paling romantis dan paling mengesankan hanya untuk si Vina Sev. Semua telah selesai aku persiapkan Sev. Tinggal menunggu Si vina datang. Tak lama waktu berselang si Vina datang sev dengan temannya iya sudah di tutupi kain yang di ikat di kepalnya, nampaknya Vina saat itu ketakutan Sev. Aku mengambil tangan si Vina. Ia menggenggam erat tanganku Sev seperti orang ketakutan. Iya berteriak Sev, sambil berkata,
" Aku mau di bawa kemana kak?" Nampaknya si vina mengenaliku Sev
" Sudah ikuti kakak saja, Sssttt diem jangan bersuara, ayo jalan pelan-pelan ikuti kakak ya, Awas hati hati. Angkat kakinya awas kebakar, Wes sudah diem ya. Tunggu aba-aba dari kakak, kakak hitung 1 sampai 3 nantik adik Vina boleh buka pengiket talinya".
Sembaring lilin yang berbentuk love aku hidupkan dan memegang kue di tangan, aku hitung perlahan agar vina membuka penutup matanya, satu, dua, tiga, buka sekarang. Setelah selesai di buka vina tersenyum manis kepadaku dan dia malu Sev. Sambil melihatku, aku berkata " Selamat ulang tahun ya dik, Semoga panjang umur, sehat dan apa yang di cita-citakan tercapai, ayo tiup lilinnya, tunggu dulu dik, sebelum di tiup lilinnya berdoa dulu. Vina mulai berdoa Sev. Sungguh sangat romantis Sev tapi aku sedikit ketakutan dan Deg-degan Sev karena sebentar lagi aku akan menyatakan perasaanku pada si vina Sev. aku pegang tangan Si vina kedua duanya. Nampaknya Vina sangat malu Sev waktu aku pegang kedua tangannya. Aku meyuruh si Vina untuk menatap mataku, Cie, Cie, So sweet ya Sev. Aku mulai mengatakan perasaan aku Kepada si vina Sev.
" Dik Sebernya Kakak suka sama adik, Kakak nyaman banget waktu kita ngobrol bareng di taman kampus itu. Kakak cinta sama adik, kakak sayang sama adik, mangkanya kakak rela ngelakuin semua ini buat adik. Adik percaya kakak gapapa, gak percaya juga gakpapa dik. Adik mau tidak jadi pacar kakak?" kalau adik mau peluk kakak. Tapi kalau adik gak mau tendang lilin yang berbentuk love ini sampai hancur".
Aku menunggu jawaban si Vina sev. Haduh aku deg-degan dan sangat takut sekali Sev. Takut cintaku tidak di terima. Kalau aku tidak di terima pupus sudah sev harapanku. Tapi kalau aku di terima aku berjanji Sev akan menjaga vina baik-baik dan akan menjadikan Vina wanita terakhirku.
Akhirnya Si vina menjawabnya, "Haduh kak aku malu di liatin temen-temenku, yang lain aja napa kak persyaratannya", Nampaknya Vina sudah memberikan rambu-rambu positif Sev. Dan ternyata Vina memelukku Sev, yeyeyeyeyeyeye itu artinya Cintaku di terima Sev oleh Si vina. Aku sangat Senang sekali Sev di malam itu. Nah di hari ini adalah hari MonthSaryku sama Si vina Sev. Aku sangat bahagia Sekali sev di hari ini. Karena hubunganku dengan Vina sudah mencapai 10 Bulan, Bukan waktu yang singkat Sev. Aku dan Vina melewatinya banyak tangtangan dan rintangan tapi syukur aku dan Vina kuat Melewatinya dan bertahan sampai Saat ini Sev. Aku sangat mencintai Vina Sev, aku tulus cinta padanya Sev. Meskipun kadang Vina sedikit menyebalkan Sev. Vina sering menggangu tidurku Sev. Vina sering marah-marah gak jelas Sev kalau lagi kangen, ya aku selalu sabar sev menghadapi sifatnya Vina itu, karena aku sangat menyayanginya Sev. Aku berjanji Sev akan mempertahankan Hubunganku dengan Si vina sev, karena perjuanganku Susah untuk ngedapatin cintanya si Vina Sev. Oh ya sev aku ingin menitip pesan ya Sev di hari Monthsaryku sama vina. Aku ingin Vina bisa merubah sifatnya yang kurang baik Sev. Tambah sayang sama aku Sev. He'em He'em. Tambah perhatian sama aku Sev. Terus tambah cinta sama aku Sev. Sampaikan ya Sev pesanku itu pada Si vina. Oh ya sev lupa satu lagi doain hubungan aku sama vina ya Sev. Semoga langgeng dan tetap romantis sampai aku bisa menikahi Vina. Semoga aku dan Vina kelak bisa menjadi Keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah sev, Amin. Terimakasih ya Sev sudah mau mendengarkan Ceritaku.

Sev adalah nama Diaryku
Vina adalah Nama Kekasihku Alias Ria, Aku tulis dengan nama Inisial
Salam dari Kekasihmu Sayang : Kuswanto Ferdian
Simpan Baik-Baik Cerita ini ya sayang jangan sampai hilang
Kamis, 14 Juli 2016, Pamekasan